Pages

Kamis, 14 Juni 2012

MUSEUM DIRGANTARA MANDALA

Jogja nggak cuma punya Prambanan, Keraton, ataupun Malioboro. Banyak tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi di Jogja. Salah satunya adalah Museum Dirgantara Mandala. Mendengar namanya tentu sudah tidak asing lagi bahwa museum ini berhubungan dengan kedirgantaraan atau pesawat.Sebenernya nggak sulit sih nyari lokasi Museum Dirgantara. Dari jembatan layang
Suasana Didalam
C-140 Jet Star
Super puma NAS-332
A4 Skyhawk
Janti tinggal berjalan ke arah selatan. Nggah jauh kok, cuma beberapa ratus meter. Di kiri jalan nanti terdapat jalan masuk ke Museum Dirgantara, ada plangnya lumayan gede. Jalan ini juga searah dengan jalan ke SMA Angkasa. Jadi ancer-ancernya (Patokan) bisa juga liat plang SMA Angkasa.Karena lokasi Museum Dirgantara Mandala berada dalam restricted area alias area terbatas atau lebih tepatnya berada dalam kompleks TNI-AU jadi saat masuk nanti kalian harus lapor dulu dengan petugas jaga yang menjaga di pos. Kemudian petugas jaga tersebut meminta identitas pribadi bisa SIM atau KTP untuk ditinggal. Identitas ini nanti diambil lagi saat keluar. Kalo berkunjung ke museum nggak perlu khawatir harga tiketnya bakal mahal. Masuk museum itu murah sekali. Untuk bisa melihat koleksi-koleksi Museum Dirgantara hanya perlu bayar 3.000 saja. Kalo butuh informasi bisa langsung tanya dengan bapak-bapak TNI-AU yang sedang bertugas di museum. Dengan senang hati beliau-beliau ini akan menjawab. Tapi jangan kaget kalo cara jawabnya kurang kalem, namanya juga TNI harus selalu tegas Hehe.. Di dalam Museum Dirgantara Mandala ini dibagi menjadi beberapa ruangan. Ruangan yang pertama terdapat foto-foto dan patung kepala staf TNI-AU. Kemudian di ruang kedua terdapat satu-satunya pesawat jenis WEL-I dengan registrasi RI-X. Pesawat ini merupakan pesawat ringan bermotor tunggal. Mau tau mesinnya pake mesin apa? Harley Davidson 2 silinder dengan tenaga 20 daya kuda!! Ini tahun 1928 loh ya.. Kalo dibandingin dengan mesin sekarang sih tenaganya ya masih lebih rendah daripada motor Honda CBR 250 atau Kawasaki Ninja 250 yang punya tenaga sekitar 25 daya kuda. Bedanya kalo dulu mesin 20HP udah bisa terbang kalo sekarang mesin 25HP tersebar di jalan raya. Ruang yang paling asyik adalah ruang tempat penyimpanan koleksi pesawat. Banyak banget koleksi-koleksi pesawat tempur yang ada. Mulai dari yang namanya paling aneh yaitu Glider Kampret, P-51 Mustang, Helikopter UH-34 Sikorsky, MIG-19 Fighter, sampai dengan pesawat angkut C-47 Dakota buatan Douglas. Memang sih pesawat-pesawat militer yang dimiliki TNI-AU berasal dari berbagai macam negara. Ada yang dari Amerika, Soviet, dan Jepang. Jenisnya juga bermacam-macam, mulai dari helikopter, pesawat angkut, pemburu, bomber, pesawat latih, dan ada juga yang umum (general purpose). Nah pesawat favorit saya yaitu C-140 Jet Star dan C-47 Dakota. Saya suka C-140 Jet Star karena ini adalah satu-satunya pesawat angkut bermesin jet yang ada di dalam museum. Nggak tanggung-tanggung, pesawat buatan Lockheed Aircraft Corp. ini memiliki 4 mesin jet. Pesawat ini merupakan hadiah pemerintah AS kepada Indonesia sebagai pesawat Kepresidenan RI pada tahun 1962. Bayangkan saja tahun 1962 Indonesia mempunyai pesawat yang sangat canggih seperti ini meskipun hanya hadiah. Kalo untuk C-47 Dakota saya suka karena badannya yang gambot, besar, dengan dua mesin baling-baling di kanan dan kiri. Sempet masuk ke dalam pesawat, ruangannya cukup sempit tapi cukup diandalkan untuk alat angkut di masa lalu. Saya juga masuk ke dalam kokpitnya yang pengap. Kokpitnya bener-bener sangat klasik. Semua indikator menggunakan jarum, udah kayak di toko jam aja. Hehe..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news


Get this widget:

Blogroll